InsightTribun.com|Jakarta – Pakar hukum pidana internasional sekaligus ekonom, Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, SH., MH., angkat suara terkait penangkapan ratusan aktivis kemanusiaan yang hendak menuju Palestina melalui perairan Gaza. Menurutnya, tindakan Israel tersebut adalah kejahatan luar biasa yang tidak bisa dibenarkan.
“Menangkap aktivis yang membawa misi kemanusiaan adalah bentuk pelanggaran berat terhadap hukum dan hak asasi manusia. Israel sejak lama sudah menjadi negara dengan catatan pelanggaran HAM terburuk di kawasan Timur Tengah,” tegas Prof. Sutan saat ditemui di markas pusat Partai Oposisi Merdeka, Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Ia menyebut, sekitar 500 aktivis global yang tergabung dalam Sumud Flotilla diserbu pasukan Israel di laut lepas pada 1 Oktober lalu, lalu dipaksa dibawa ke penjara Israel. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa Israel tidak menghormati prinsip demokrasi dan HAM.
“Kalau aktivis kemanusiaan saja dianggap musuh, maka seluruh negara yang menjunjung tinggi demokrasi otomatis juga dianggap musuh oleh Israel. Bila Israel ingin dihargai, mereka harus menghormati para relawan yang membawa bantuan kemanusiaan,” katanya.
Lebih jauh, Prof. Sutan meminta perhatian dunia internasional, termasuk PBB, agar segera mendesak Israel membebaskan seluruh aktivis yang ditahan. Ia juga menegaskan Indonesia harus tampil sebagai negara yang lantang membela kemerdekaan dan kemanusiaan sesuai amanat UUD 1945.
“Kita tidak perlu lagi berdialog dengan Israel yang sudah berkali-kali menghina para aktivis kemanusiaan. Indonesia harus konsisten jadi matahari anti-penjajahan dan penindasan,” ungkapnya.
Dalam pernyataannya, ia juga mendesak Presiden RI, Jenderal TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto, untuk turun tangan aktif menyuarakan dukungan dan menyelamatkan para aktivis yang kini ditahan Israel.
“Presiden RI harus hadir mendampingi aktivis Indonesia yang terlibat misi kemanusiaan di Timur Tengah. Dunia harus buka mata dan telinga. Jangan biarkan Israel terus berlaku semena-mena,” ujarnya.
Prof. Sutan menutup pernyataannya dengan menyebut Israel tidak berbeda dengan kelompok teroris. “Indonesia tidak boleh bernegosiasi dengan teroris,” tegasnya.
Sumber : Prof.Dr.Kh.Sutan Nasomal.,SH.,MH







