InsightTribun.com|LAMPUNG – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Lampung Bidang Industri dan Perdagangan, Munir Abdul Haris, mengungkapkan bahwa Provinsi Lampung memiliki banyak peluang kerja sama strategis dengan Provinsi Jawa Timur. Hal ini disampaikannya usai gelaran Misi Dagang Jatim–Lampung yang digelar di Bandarlampung, Kamis (07/08/2025)
Munir hadir mewakili Ketua Umum KADIN Lampung, Muhammad Kadafi, yang berhalangan karena agenda di Jakarta. Ia menyebut, acara ini menjadi momentum penting bagi pelaku usaha dari kedua daerah untuk membuka pintu kolaborasi yang lebih luas.
“Alhamdulillah, kemarin Misi Dagang Jatim–Lampung resmi dibuka. Ini bukan yang pertama, karena sebelumnya juga pernah dilakukan pada 2022. Tahun ini, ada 153 pelaku usaha yang ikut serta, terdiri dari 100 pengusaha Lampung dan 53 dari Jawa Timur. Banyak peluang kerja sama yang bisa dijalin,” ujarnya, Jumat (8/8).
Menurut Munir, hasil pertemuan bisnis kali ini tidak hanya menghasilkan transaksi perdagangan, tetapi juga kesepahaman awal untuk membangun kemitraan di berbagai sektor, mulai dari pertanian, kelautan dan perikanan, jasa industri kreatif, hingga penyediaan bahan baku industri.
“Lampung punya banyak komoditas unggulan seperti rajungan, karet lump, udang, arang batok, vaname, dan jagung. Sementara dari Jawa Timur, yang paling diminati adalah rokok, kopi, gula merah, seafood, DOC & Pullet, sapi, benih tanaman, arang batok, dan mesin las,” jelasnya.
Ia menambahkan, kekuatan masing-masing provinsi bisa disinergikan untuk memperkuat rantai pasok domestik sekaligus menurunkan biaya logistik antarwilayah.
“Nanti kita sinergikan, supaya kebutuhan di Lampung bisa dipenuhi dari Jatim, dan sebaliknya, kebutuhan di Jatim bisa kita suplai dari sini,” tambahnya.
Munir yang juga anggota Komisi III DPRD Provinsi Lampung turut mengapresiasi rencana investor asal Kediri, Jawa Timur, yang akan membangun pabrik gula merah di Lampung. Proyek ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2026.
“Kita sambut baik, karena ini akan mempercepat hilirisasi produk pertanian di Lampung sekaligus membuka lapangan kerja baru. Investasi seperti ini memperkuat peran Lampung sebagai salah satu basis produksi nasional,” tegasnya.
Diketahui, nilai transaksi dalam Misi Dagang Jatim–Lampung 2025 mencapai Rp1,055 triliun, meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya.
“Alhamdulillah, di tengah ketidakpastian ekonomi global, acara ini tetap bisa menembus transaksi lebih dari Rp1 triliun sampai penutupan,” tutup Munir.
Jurnalis – Agus Salim